Januari-resolusi & spesial untuk sahabatku

Bulan Januari bukan hanya spesial buatku. Januari adalah bulan pertama dalam satu tahun. Pada bulan ini banyak orang yang menyusun rencana resolusi yang harus dicapainya dalam satu tahun ke depan. Di bulan Januari banyak sekali harapan-harapan yang muncul untuk bulan-bulan ke depan.
Sama halnya dengan orang lain, begitu juga yang aku pikirkan tentang bulan Januari. Di bulan ini aku mulai berpikir target yang ingin aku capai dan bagaimana cara aku mencapainya. Jujur saja hal ini mulai aku lakukan setelah 3 tahun terakhir. Yah karena selama ini aku merasa kehidupanku aman dan terjamin. Ada papa, mama, dan keluargaku yang sudah membuat plot untuk aku lalui. Jadi, aku merasa santai. Makanan yang akan aku pakai sudah terjamin. Tempat tinggal terjamin. Pakaian terjamin tak kurang. Fasilitas cukup baik aku terima. Uang cukup. Soal pendidikan apalagi. Aku tak perlu pusing soal bayar uang sekolah dan setelah lulus mau ke mana. Tahun berganti tahun berlalu. Aku begitu nyaman dengan apa yang sudah dipersiapkan. Aku tak memiliki resolusi setiap awal tahun.
Aku mempunyai resolusi untuk menjadi lebih baik hanya pada saat masalah akibat kelalaianku itu benar-benar membuatku jera. Misalnya pada saat juaraku turun. Aku langsung membuat resolusi untuk dapat memperbaiki nilai di semester selanjutnya. Namun saat kembali semula, lama kelamaan aku melupakan itu dan kembali jatuh lagi. Setelah jatuh baru resolusi lagi.
Oh ya ada juga resolusi waktu aku kelas 6 SD. Itu karena aku ditampar oleh wali kelasku karena menurutnya aku tukang terlambat dan pembuat onar. Aku yang tak pernah dipukul oleh papa mama, berjanji untuk berubah. Aku tidak pernah telat lagi dan aku baik di kelas. Aku berhasil mengambil hati guruku itu dan berusaha menjadi anak baik dan manis di depannya.
Aku mulai memikir tentang solusi di awal tahun sejak 3 tahun terakhir karena kondisi aku yang merantau di Bogor. Aku merasa sendiri dan harus menyusun strategi untuk tetap bertahan dan menjadi lebih baik. Terutama pada saat aku merasa ditinggalkan dan ditipu oleh orang yang aku percaya. Yah sebenarnya hanya karena orang tersebut tidak menepati janjinya. Namun hal tersebut membuat aku menjadi meras sendiri, tidak ada yang benar-benar dapat dipercaya untuk memegang janji.
Aku memulai untuk membuat resolusi untuk diriku sendiri. Berusaha menjadi lebih baik dan memperbaiki hubungan dengan sekitar. Kemudian aku mulai memikirkan hal-hal yang harus aku capai.


Selain soal resolusi, aku menganggap bulan ini spesial sejak SMP. Sejak aku bertemu dengan 3 orang yang aku anggap sebagai sahabatku. Mereka itu Erwet, Martin, dan Angela. Aku senang sekali bertemu dengan mereka. Meski hanya 3 tahun, tapi aku senang koq. Setiap awal tahun, aku pasti ingat bahwa Erwet akan ulang tahun 2 hari setelahnya yaitu tanggal 3 Januari. Kemudian Martin tanggal 17 Januari dan Angela tanggal 27 Januari. Setelah lulus SMP, aku masih sering sms Erwet mengucapkan selamat ulang tahun. Namun untuk Martin dan Angel tidak karena aku tak punya nomor mereka. Setelah bebrapa lama lost contact aku bertemu lagi lewat dunia maya. Aku harus puas mengucapkan selamat ulang tahun lewat dunia maya. Aku tidak tahu nomor Erwet dan Martin. Aku hanya tahu nomor Angela. Syukurlah kami bisa saling mengirim short messages sekarang. Aku senang sekali.
Erwet itu adalah temanku yang paling pintar. Aku kagum sekali dengannya. Aku tak mungkin mengalahkan seorang Erwet. Kemampuan seninya apalagi. Tak perlu ditanyakan. Aku suka dengan gambar-gambarnya. Aku suka dengan terus terangnya. Erwet itu lucu dan enak sekali diajak berteman. Masih banyak yang aku kenang tentang Erwet.
Martin apalagi. Waktu kelas 1, Martin duduk di belakangku bersama Denny. Mungkin karena itu juga kami bisa akrab. Apalagi waktu kelas 2 kami duduk sebangku. Aku ingat kita 2 kali bertengkar, sampai aku ingin pindah tempat duduk. Memang aku terlalu kekanak-kanakan sekali. Jika aku pikir-pikir, aku itu sudah menyusahkan dia. Aku marah-marah tidak jelas. Maklum saja masih anak bau kencur. Aku ini sok sekali. Suka semena-mena. (Hehehehehehehe, Tin, maaf yah atas semua kesalahan aku yang buat kamu kesal). Aku ingat pernah tidak sengaja melempar Martin dengan penghapus papan tulis. Aku benar-benar tidak sengaja, namun karena harga diri terlalu tinggi, aku malah hanya lari keluar kelas. Tapi tanpa mereka tahu sebenarnya aku ke UKS, aku malah nangis sampai waktu mau bubaran. Pokoknya aku sangat menghargai waktu yang sudah lewat. Martin itu orang yang periang dan asyik. Oleh sebab itulah ia punya banyak teman.
Angela ini benar-benar lembut. Ia cantik, manis, dan putih. Benar-benar seperti namanya angel, seperti malaikat. Aku beruntung punya teman seperti dia. Rumah Angela juga dekat dengan rumahku. Aku sering ke rumahnya. Kita belajar bersama. Sungguh menyengkan karena jujur saja karena baru itulah aku ke rumah teman. Sebelumnya mama tidak pernah mengijinkan aku untuk ke rumah teman. Apalagi waktu itu ada kejadian yang tak mengenakkan, membuat hubungan aku dengan temanku jadi sedikit kacau. Yang membuat aku senang, Angela ada di sampingku. Dia mendukung dan percaya aku. Senang sekali. Di kelas, Angela suka menjadi sasaran kejahilan temanku laki-laki, tapi sebenarnya hanya bercanda. Senang sekali rasanya aku menemukan Angela di dunia maya dan sekarang aku punya nomornya. Hehehehehhehehe......

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perfect Chemistry : Kim Soo Hyun and Jeon Ji Hyun

Behind The Scene - Joo Won & Uee