Setelah sekian lama akhirnya sebahagian amarahku keluar juga. Aku benar-benar marah. Aku marah karena hanya diriku yang tersudutkan. Aku benci dengan mereka yang berbicara manis dan ramah di depanku, tapi di dalamnya menyimpan pandangan buruk tentang aku dan di belakang bercerita hal-hal yang menyalahkan aku. Dan yang buat aku tambah kesal, orang lain hanya melihat bahwa hal tersebut hanyalah misscomunication. Yah, aku memang seperti ini. AKu tak pernah suka ataupun pada dasarnya aku malas banget yang namany konfirmasi.Buat apa aku konfirmasi, yang ada di pikiran mereka, aku hanya akan membenarkan diri. Aku malas sekali dipikir seperti itu. Aku juga benci dengan orang yag melimpahkan semua kesalahan kepadaku hanya karena aku tak ada di tempat sehingga orang-orang pun percaya bahwa aku yang salah, bahkan aku benar-benar tak dianggap malah dibenci oleh adik-adik kelasku sendiri. AKu kesal. Aku marah. Ini semua bermula dari satu hal, dari satu orang yang tak pernah habisnya mengganggu dan mendorongku ke jurang. Aku tak suka dengan semua cerita-cerita palsi yang dibuatnya sehingga aku dianggap sebagai gadis murahan yang jahat dan pembohong, sekarang pada saat aku mulai nyatakan sebenarnya , ia malah berdalih bahwa tak pernah mengatakan hal trsbt dan mengatakan bhw akulah yang pengarang cerita. Aku benci sekali dengan orang seperti itu.
Aku ingin melampiaskan dan bercerita dengan orang lain. Namun tak ku dapati seorang pun. Saat aku bercerita dengan seorang teman yang paling tidak mengenalku dan paling tidak mengetahui latar belakang sebenarnya dgn org yang aku maksud, malahan temanku semdiri turut memojokkan aku. Ia mengatakan bahwa kesalahanku yang begitu parahnya sehingga banyak yang komplain, memojokkan aku yang katanya hanya peduli dengan satu hal sedangkan masalah yang terpenting dilupakan. Dengar hal ini, aku berusaha menjelaskan keadaanya. Aku sebenarnya hanya ingin lari dengan orang-orang itu dan segala hal yang buat aku ingat tentang mereka.
Belum lagi dengan satu orang yang kuanggap dapat sebagai teman berbagi, terutama di saat seperti ini. Namun apa, malah di saat seperti ini dia malah memasang aksi ngambek dimana aku benar-benar tak mengerti alasannya, apakah karena aku balas membalas sms lagi. Aku benar-benar tak tahu.
Sekarang ini aku merasa kepalaku pusing dan perutku sakit sekali. Rasanya tak tahan sekali. Benar2 menyakitkan. AAAAGGGGGHHHHHHH....tolong aku!!!!!! Ini benar-benar menyiksaku. Jika dibiarkan chronic tension type headache aku bakal makin parah atao bahkan aku harus segera temui psikiater buat nanganin tersiksanya jiwaku ini.
Aku marah...
Aku kesal....
Aku mau menangis...
Aku mau teriak sepuasnya...
Aku hampir gila karena semua ini...
Aku ingin melampiaskan dan bercerita dengan orang lain. Namun tak ku dapati seorang pun. Saat aku bercerita dengan seorang teman yang paling tidak mengenalku dan paling tidak mengetahui latar belakang sebenarnya dgn org yang aku maksud, malahan temanku semdiri turut memojokkan aku. Ia mengatakan bahwa kesalahanku yang begitu parahnya sehingga banyak yang komplain, memojokkan aku yang katanya hanya peduli dengan satu hal sedangkan masalah yang terpenting dilupakan. Dengar hal ini, aku berusaha menjelaskan keadaanya. Aku sebenarnya hanya ingin lari dengan orang-orang itu dan segala hal yang buat aku ingat tentang mereka.
Belum lagi dengan satu orang yang kuanggap dapat sebagai teman berbagi, terutama di saat seperti ini. Namun apa, malah di saat seperti ini dia malah memasang aksi ngambek dimana aku benar-benar tak mengerti alasannya, apakah karena aku balas membalas sms lagi. Aku benar-benar tak tahu.
Sekarang ini aku merasa kepalaku pusing dan perutku sakit sekali. Rasanya tak tahan sekali. Benar2 menyakitkan. AAAAGGGGGHHHHHHH....tolong aku!!!!!! Ini benar-benar menyiksaku. Jika dibiarkan chronic tension type headache aku bakal makin parah atao bahkan aku harus segera temui psikiater buat nanganin tersiksanya jiwaku ini.
Aku marah...
Aku kesal....
Aku mau menangis...
Aku mau teriak sepuasnya...
Aku hampir gila karena semua ini...
Komentar
Posting Komentar