Aku tahu ndak ada keluarga yang sempurna. Tapi aku benar-benar kecewa dengan karakter salah satu keluargaku ini.
Aku tidak tahu jalan pikir dan dasar teori pemikirannya dimana. Aku sebagai seorang anak muda saja mengerti maksud dari para orang tua ini. Aku bingung kenapa bisa dia karakternya beda sendiri dari saudara-saudaranya yang lain.
Berlindung di balik segala pelayanan dan kata-kata Firman. Benar-benar menyedihkan. Aku sedih melihat apa yang dialaminya. Karena bagaimanapun juga orang itu adalah keluargaku. Bagian dari diriku sendiri. Tapi aku merasa kecewa dengan karakternya.
Betapa malunya aku menghadapi orang lain. Aku mengetahui tingkah lakunya dari orang lain. Bahkan dengan muka sok baiknya itu, ia berlaku seakan-akan orang itu yang salah di tengah fakta dan begitu banyak bukti. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi menanggung malu seperti ini.
Sebagai orang dewasa, lelaki dewasa yang ingin berkeluarga, aku merasa kecewa bagaimana begitu pendeknya pikirannya. Terlalu banyak angan-angan. Namun tidak ada realisasi. Sungguh sangat disayangkan.
Bahkan orang muda sekalipun, teman-temanku, jika ingin menikah harus mempersiapkan sebaik mungkin. Teman-temanku mempersiapkan rumah dan tabungan sebelum menikah. Karena mereka juga benar-benar mengerti bahwa hidup berumah tangga itu bukan hanya modal 'cinta'. Orang itu perlu makan. Apalagi untuk menikah itu, laki-laki itu harus bertanggung jawab menghidupi istrinya.
Aku tidak tahu jalan pikir dan dasar teori pemikirannya dimana. Aku sebagai seorang anak muda saja mengerti maksud dari para orang tua ini. Aku bingung kenapa bisa dia karakternya beda sendiri dari saudara-saudaranya yang lain.
Berlindung di balik segala pelayanan dan kata-kata Firman. Benar-benar menyedihkan. Aku sedih melihat apa yang dialaminya. Karena bagaimanapun juga orang itu adalah keluargaku. Bagian dari diriku sendiri. Tapi aku merasa kecewa dengan karakternya.
Betapa malunya aku menghadapi orang lain. Aku mengetahui tingkah lakunya dari orang lain. Bahkan dengan muka sok baiknya itu, ia berlaku seakan-akan orang itu yang salah di tengah fakta dan begitu banyak bukti. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi menanggung malu seperti ini.
Sebagai orang dewasa, lelaki dewasa yang ingin berkeluarga, aku merasa kecewa bagaimana begitu pendeknya pikirannya. Terlalu banyak angan-angan. Namun tidak ada realisasi. Sungguh sangat disayangkan.
Bahkan orang muda sekalipun, teman-temanku, jika ingin menikah harus mempersiapkan sebaik mungkin. Teman-temanku mempersiapkan rumah dan tabungan sebelum menikah. Karena mereka juga benar-benar mengerti bahwa hidup berumah tangga itu bukan hanya modal 'cinta'. Orang itu perlu makan. Apalagi untuk menikah itu, laki-laki itu harus bertanggung jawab menghidupi istrinya.
Komentar
Posting Komentar