Thema khotbah untuk bulan Oktober ini adalah The Secret of Praise. Hari ini adalah pembukaan. Puji Tuhan aku bisa mendengar khotbah yang luar biasa ini.
Pak Josia menekankan arti penting dari "pujian". Berdasarkan dari arti bahasa aslinya, pujian menitikberat pada 3 hal.
Pertama, sikap hati yang bangga, kagum, dan hormat kepada Allah yang begitu luar biasa. Yah, ini benar-benar mengingatkanku bahwa pada saat aku menaikkan pujian penyembahan, aku harus memiliki sikap hati yang bangga dan hormat kepada Bapa yang aku sembah. Bukannya malah menyibukkan diri dengan hal-hal lain, misalnya saja memperhatikan pemimpin pujiannya ataupun mengoomentari penari ataupun pemusiknya.
Kedua, isinya. Maksudnya adalah kita yang senantiasa bersyukur atas semua berkat yang kita terima. Saat pertama kali membuka mata hari, seharusnya aku mengucapkan syukur karena masih diberi nafas kehidupan. Kemudian setelah bangun, aku masih bisa bergerak. Seharusnya aku mengucap syukur karena aku tidak stroke. Pokoknya banyak hal yang bisa disyukuri, bahkan di setiap detiknya.
Ketiga, ekspresi. Tuhan menginginkan kita ekspresif di dalam memuji dan menyembahNya. Tak perlu malu-malu dengan orang sekitarnya. Yah, kita ingat saja Raja Daud yang diakui sebagai Pemazmur yang luar biasa semangat. Meskipun ia seorang raja, namun pada saat ia menaikkan pujian, ia menari-nari, bahkan sampai dikatakan seperti orang gila.
Pada saat kita menaikkan pujian yang berkenan bagi Tuhan, pastinya akan ada kuasa yang besar. Karena pujian akan mengundang hadirat Allah. Yakinlah pada saat pujian itu dinaikkan, Allah hadir dan bertahta atas puji-pujian itu. Pada saat Allah hadir, maka kuasa dan pertolonganNya akan bekerja. Segala masalah, sakit penyakit, beban berat, dan keterikatan akan Tuhan selesaikan. Tuhan itu Allah yang hebat dan luar biasa. Tak usah diragukan lagi. Pada saat kita merasa doa yang kita mohon tak kunjung dijawab, ayolah jangan jadi bersungut-sungut dan kecewa terhadap Allah. Mari mengucap syukur baik dalam keadaan sulit sekalipun. Hal ini benar-benar menamparku. Selama ini aku selama meminta dan merasa kurang puas atas apa yang aku miliki. Harusnya aku bersyukur. Ingat khotbah minggu kemarin yang mengatakan bahwa kuasa perkataan yang dikatakan dengan iman maka akan besar kuasanya, pasti akan terjadi. Tidak ada yang mustahil. Oleh sebab itu, jangan pernah lagi keluar kata-kata buruk dan kutuk dari mulut ini. Terakhir pujian itu kita gunakan sebagai senjata melawan iblis, musuh kita. Tanpa puji-pujian maka kita akan gampang dilemahkan. Namun jika kita menaikkan puji-pujian itu, maka iblis sendiri yang memilih kabur.
Dari khotbah yang aku dengar hari ini, aku telah bertekad bahwa aku harus dapat pribadi yang senantiasa menaikkan puji-pujian. Yah, aku bersyukur atas papa, mama, adikku, Samuel, beserta anggota keluargaku yang lain. Aku bersyukur atas semua yang aku alami sehingga aku hingga saat ini sudah semester 7. Bersyukur atas Firman beserta keluarganya di dalam hidupku. Bersyukur atas semua teman-temanku. Aku bersyukur atas semua orang yang telah melukaiku dan membenciku. Terima kasih Tuhan.
Aku bersyukur atas tubuhku. Tidak ada yang jelek. karena aku ini adalah anakMu, yang Kau bentuk sendiri. Terima kasih Tuhan aku memiliki organ tubuh yang lengkap dan sempurna. Terima kasih Tuhan, Kau memberi aku begitu banyak talenta. terima kasih Tuhan, Kau memberi aku kecerdasan seperti halnya Daniel. Terima kasih Tuhan, Kau membimbing jalanku.
Pak Josia menekankan arti penting dari "pujian". Berdasarkan dari arti bahasa aslinya, pujian menitikberat pada 3 hal.
Pertama, sikap hati yang bangga, kagum, dan hormat kepada Allah yang begitu luar biasa. Yah, ini benar-benar mengingatkanku bahwa pada saat aku menaikkan pujian penyembahan, aku harus memiliki sikap hati yang bangga dan hormat kepada Bapa yang aku sembah. Bukannya malah menyibukkan diri dengan hal-hal lain, misalnya saja memperhatikan pemimpin pujiannya ataupun mengoomentari penari ataupun pemusiknya.
Kedua, isinya. Maksudnya adalah kita yang senantiasa bersyukur atas semua berkat yang kita terima. Saat pertama kali membuka mata hari, seharusnya aku mengucapkan syukur karena masih diberi nafas kehidupan. Kemudian setelah bangun, aku masih bisa bergerak. Seharusnya aku mengucap syukur karena aku tidak stroke. Pokoknya banyak hal yang bisa disyukuri, bahkan di setiap detiknya.
Ketiga, ekspresi. Tuhan menginginkan kita ekspresif di dalam memuji dan menyembahNya. Tak perlu malu-malu dengan orang sekitarnya. Yah, kita ingat saja Raja Daud yang diakui sebagai Pemazmur yang luar biasa semangat. Meskipun ia seorang raja, namun pada saat ia menaikkan pujian, ia menari-nari, bahkan sampai dikatakan seperti orang gila.
Pada saat kita menaikkan pujian yang berkenan bagi Tuhan, pastinya akan ada kuasa yang besar. Karena pujian akan mengundang hadirat Allah. Yakinlah pada saat pujian itu dinaikkan, Allah hadir dan bertahta atas puji-pujian itu. Pada saat Allah hadir, maka kuasa dan pertolonganNya akan bekerja. Segala masalah, sakit penyakit, beban berat, dan keterikatan akan Tuhan selesaikan. Tuhan itu Allah yang hebat dan luar biasa. Tak usah diragukan lagi. Pada saat kita merasa doa yang kita mohon tak kunjung dijawab, ayolah jangan jadi bersungut-sungut dan kecewa terhadap Allah. Mari mengucap syukur baik dalam keadaan sulit sekalipun. Hal ini benar-benar menamparku. Selama ini aku selama meminta dan merasa kurang puas atas apa yang aku miliki. Harusnya aku bersyukur. Ingat khotbah minggu kemarin yang mengatakan bahwa kuasa perkataan yang dikatakan dengan iman maka akan besar kuasanya, pasti akan terjadi. Tidak ada yang mustahil. Oleh sebab itu, jangan pernah lagi keluar kata-kata buruk dan kutuk dari mulut ini. Terakhir pujian itu kita gunakan sebagai senjata melawan iblis, musuh kita. Tanpa puji-pujian maka kita akan gampang dilemahkan. Namun jika kita menaikkan puji-pujian itu, maka iblis sendiri yang memilih kabur.
Dari khotbah yang aku dengar hari ini, aku telah bertekad bahwa aku harus dapat pribadi yang senantiasa menaikkan puji-pujian. Yah, aku bersyukur atas papa, mama, adikku, Samuel, beserta anggota keluargaku yang lain. Aku bersyukur atas semua yang aku alami sehingga aku hingga saat ini sudah semester 7. Bersyukur atas Firman beserta keluarganya di dalam hidupku. Bersyukur atas semua teman-temanku. Aku bersyukur atas semua orang yang telah melukaiku dan membenciku. Terima kasih Tuhan.
Aku bersyukur atas tubuhku. Tidak ada yang jelek. karena aku ini adalah anakMu, yang Kau bentuk sendiri. Terima kasih Tuhan aku memiliki organ tubuh yang lengkap dan sempurna. Terima kasih Tuhan, Kau memberi aku begitu banyak talenta. terima kasih Tuhan, Kau memberi aku kecerdasan seperti halnya Daniel. Terima kasih Tuhan, Kau membimbing jalanku.
Komentar
Posting Komentar