Langsung ke konten utama

Postingan

Suddenly... Inspirasi datang...

Aku punya ide ini dan menuliskannya saat lagi flight perjalanan dinas. Mungkin nanti aku akan buat dengan bantuan AI secara detail. Tapi masih dengan jalan cerita yang sangat bobrok dan gila. Ada pangeran yang lahir dari ibu seorang asing, karena ibunya adalah orang asing, tidak punya status. Pangeran ini menjadi sasaran bully di istana oleh para pangeran dan anak bangsawan lainnya, bahkan para pelayan dan kasim juga sama. Pada usia 5 tahun, ibunya yang dibuang di cold palace bersama dengannya meninggal. Kondisinya semakin buruk, namun untunglah crown prince, pangeran ke-3, melihat dirinya. Crown prince mengenalinya, pangeran ke-14, yang di-bully oleh para pelayan dan kasim. Crown prince menghukum mati mereka dan membawa pangeran ke-14 ke istananya. Nah yang aku masih bingung itu nanti yang berubah menjadi wanita itu si pangeran lemah ini atau malah crown prince yang dipaksa berubah sama pangeran yang akhirnya kudeta menjadi raja
Postingan terbaru

Becoming... His Point of View

25 Desember 1982 – Rumah Pribadi Jin Rui Pagi natal. Tapi tak ada salju di luar. Dan di dalam rumahku—hanya ada kehangatan buatan tangan seorang wanita yang kutaklukkan dua tahun lalu, dan tiga anak perempuan yang kusebut “milikku”. Aku terbangun oleh bau mentega dan cokelat. Suara langkah kecil di koridor, dan celetukan lirih: > “Papa… nanti bilang enak ya…” Suara Qingqing. Belum genap dua tahun, tapi sudah bisa berkomplot dengan ibunya membuat kejutan kecil. Mereka menyiapkan kue natal sederhana di dapur. Ruyu mengajari Qingqing menghiasinya dengan taburan warna, dan menulis inisial J dan Q dengan saus stroberi. --- Dulu, aku tak percaya pada rumah. Aku hidup tanpa rumah. Tanpa ibu. Tanpa ayah. Tapi pagi ini, aku bangun… dan wanita yang dulunya pria itu, berdiri di depan meja makan, rambut panjangnya diikat rendah, menyajikan sarapan, memberi aba-aba ke pelayan harian untuk membersihkan ruang tamu, dan sesekali menggendong si kembar saat mulai rewel. Bukan pertunjukan. Tapi kehidu...

Becoming... Mother of His Children

1 Januari 1981 – Malam Hari Pertama Nifas “Aku Melahirkan Kehidupan yang Dulu Aku Rendahkan.” --- Semua Sudah Reda. Tapi Luka Baru Dimulai. Ruang bersalin sudah dibersihkan. Darah yang tergenang sudah dipel. Perban diganti. Dokter dan tim medis telah pergi. Jin Rui sendiri mengganti pakaian Ruyu dengan gaun tidur longgar dari katun putih lembut. Di lengannya, bayi perempuan mungil itu tertidur. > Cahaya malam redup. Ruyu duduk di ranjang, punggungnya diganjal bantal besar. Payudaranya penuh dan basah, dan mulut kecil itu mencari dengan insting. Untuk pertama kalinya, anak perempuan itu menyusu dari tubuh ayah yang menjadi ibu. --- Ingatan Itu Datang—Tajam Seperti Jahitan yang Baru Ditutup > “Istriku dulu… dia menangis setelah melahirkan anak perempuan.” “Aku mencibir. Aku pergi dari rumah selama dua hari. Kataku: ‘Apa gunanya putri? Tak bisa meneruskan namaku.’” > “Tapi malam ini… putri itu ada di dadaku. Menyusu. Menyerap. Dan aku merasa tubuhku… untuk pertama kalinya, bukan ...